aku berteriak pada kelam!
Tanah bertahta nisan hadir kembali..
tapi bukan padaku!
Dia hadir pada belahan jiwaku,
seorang sahabat yang cinta bernada...
Fajar itu datang menyusung nyawa,
dan menuntunnya menaiki tangga itu..
Sahabatku terhenyak lesu tanpa senyum..
tiada nada yang terurai indah dari mulutnya..
aku rasa dia batu sehari,
yang tak merasa luka maupun tawa..
namun kembali terbahak keesokan harinya..
namun mata itu berkata lain...
0 komentar:
Post a Comment