Monday, March 15, 2010

inspired by:my friend...

Aku menemui kisah baru..
Sebuah kisah yang tak biasa, dimana aku bukan sesuatu, duduk manis, tak berpengaruh...

Aku melihat dia, seseorang yang kutau namun tak kukenal... Entah angin apa yang datang hingga dia menangis sesenggukan di loteng sore itu...
Aku hanya melihat dari kursi kayu berlengan di teras rumahku.

Sepasang burung gereja berterbangan di selat antara tempat ku duduk dan tempatnya bersimpuh. Mereka membantu angin menyampaikan pesanku padanya... namun lalu dia hanya tersenyum memandangku..
Burung - burung gereja itu juga menyampaikan sebuah pesan dari seseorang di sana untuknya...

Aku mulai berpikir, ternyata kisahnya tak semenarik cahaya yang dia pancarkan. Hanya roman tak bertuan di pinggir jalan. Lalu aku mulai berpaling...

Keesokan harinya, derap langkah berlarian dari tempatnya bernaung, seperti ribuan kuda datang berkunjung ke tempatnya..

Aku hanya mengintip dari sebuah lubang di dinding kamarku. Lagi... tak melakukan apapun.
Sesosok wanita besar membawa 2 guci di pelukannya, menatap pemilik tempat itu penuh murka. Mereka membicarakan seorang pria.

Lalu kemudian wanita itu meletakkan sebuah guci, yaa.. dia hanya membawa sebuah guci. Benda besar lain yang kulihat adalah perutnya. Calon ibu.

Wanita itu lalu pergi seraya melemparkan sebuah batu ke guci itu. Berisi abu rupanya. Seseorang yang selalu menangis di atas loteng itu lalu merangkak dan tersenyum terlelap di samping abu yang bertaburan itu.

2 komentar:

Yustia Donna Sita said...

hee... appa itu??

da cloudz hime said...

ada dun.. cerita dari seorang temanq.. :)